Secercah Cerita Pengabdian di Ban Tanyong School, Yaring, Pattani, Thailand Selatan Part 1

Bulan Agustus lalu aku baru kembali dari Thailand Selatan mengikuti salah satu kegiatan yang diselenggarakan oleh L2C Indonesia yaitu Indonesian Youth Exchange Teacher Program (IYTEP) 2018. Dari nama programnya aku rasa teman-teman yang membaca sudah bisa menebak ya kegiatannya seperti apa. Iyapp. jadi IYTEP ini adalah salah satu program pertukaran guru muda Indonesia untuk mengajar di sekolah-sekolah Islam yang ada di Thailand Selatan selama 25 hari. Pasti timbul pertanyaan dong apa aja tugas yang akan kita lakukan selama disana?. Jadi disana kita mengajar dengan beberapa pilihan mata pelajaran seperti bahasa Indonesia, bahasa Arab, bahasa Inggris dan kajian Keislaman, meningkatkan skill pelajar Thailand Selatan dalam berbagai bidang misalnya membuat eskul di sekolah yang nantinya akan kita tempati dan yang pasti memperkenalkan budaya Indonesia disana.

Perjalanan kali ini aku mulai dari Banjarmasin-Jakarta pada tanggal 13 Juli 2018. Aku memang sengaja 3 hari lebih awal berangkat ke Jakrta karna ingin mengunjuki nenek dan acil (Red: tante *bahasa banjar) yang ada di Bekasi dan aku sudah mengatur janji untuk bertemu teman ku Bledigh dan Nanda di Kota Tua dan Monas karna rasanya belum lengkap kalau ke Jakarta tidak menginjakkan kaki di dua tempat ini.






3 hari di Jakarta memang waktu yang singkat, tapi gak masalah yang terpenting misi ku di Jakarta yang sudah tersusun lama sudah terealisasi dengan baik, Selanjutnya pada tanggal 16 Juli aku melanjutkan perjalanan dimana wal pengabdian ini di mulai (cailah drama).  Jadi pada tanggal 16 Juli aku berangkat dari Jakarta ke Kuala Lumpur bersama 18 delegasi (kalau gak salah, aku lupa hiks) dari 40 delegasi yang nantinya akan mengikuti program sama denganku. Kenapa ke Kuala Lumpur? karna meeting kita memang di Kuala Lumpur hihi. Kita takeoff  jam 10.40 dan landing  jam 14.40 di Kuala Lumpur. Huaaaaa rasanya gak percaya bisa menginjakkan kaki benar-benar di Negeri Jiran ini karna sebelumnya tahun 2016 aku juga pernah menginjakkan kaki di perbatasan Indonesia-Malaysia (nantilah aku tulis juga bagaimana pengalaman pengabdian disana) baiklah mari kita lanjutkan ceritanya. Ini memang pertama kalinya aku melakukan perjalanan Internasional, buta akan sistem imigrasi gimana haha syukur alhamdulillah teman satu delegasi kami sudah ada yang berpengalaman jadi gak perlu banyak bertanya dengan petugas hanya mengiring dia saja akhirnya kami lolos di imigrasi bandara setelah mengantri selama 1 jam lebih yeayyy. Kami menginap di Malaysia Airport selama 1 malam karna jadwal berangkat ke Thailand itu tanggal 17 Juli. Ini pengalaman kedua aku menginap di bandara, sebelumnya aku pernah menginap di Soekarno Hatta Aiport waktu perjalanann ke Jambi. Tidak seburuk pengalamanku sebelumnya, tidur di Malaysia Airport cukup menyenangkan karna disini banyak tersedia berbagai gerai makanan cepat saji seperti KFC, McD, Coffeshop dan restaurant lainnya yang buka selama 24 jam. Setelah semua delegasi berdatangan dari berbagai penjuru Indonesia (ciahh) akhirnya kami memulai perjalana ke Thailand Selatan menggunakan bas (bus). Banyak yang bertanya kenapa aku turun di Kuala Lumpur dan transportasi apa yang aku gunakan untuk sampai ke Thailand Selatan, nah di tulisan ini terjawab ya pertanyaannya.



Sebelum melakukan perjalanan panjang ke Thailand melalui jalur darat kami makan siang di sekitar Mesjid Putra Jaya Malaysia dengan pemandangan danau dan jembatan Putrajaya nan gagah dan kokoh berdiri sebagai penghubung 2 kota.Setelah santap siang kami sholat zuhur di Masjid Putrajaya dan setelahnya berkeliling Masjid lalu melanjutkan perjalanan ke Genting Highland. Genting Highland merupakan salah satu wahana wisata skyway terbesar di Kuala Lumpur dan menjadi salah satu wisata pilihan turis apabila ke Kuala Lumpur. Menakjubkan memang, di ujung dari rel kereta gantung itu adalah Resort World Genting dengan suhu sejuk sepanjang tahun.




Setelah bersenang-senang ria tibalah saatnya kami melewati malam panjang diperjalanan menuju Thailand Selatan dengan jalur darat. Estimasi waktu sampai di Thailand Selatan kurang lebih 9 jam, namun namanya juga perjalanan banyak rintangan yang dilewati dan akhirnya kita sampai di Thailand Selatan dengan durasi hampir 24 jam (waw doong). Sesampai di Thailand Selatan kita sarapan setelahnya kita kunjungan ke salah satu sekolah (aku gak terlalu familiar sama nama sekolahnya karna yang aku ingat dan hafal hanya nama sekolah yang aku tempati) sebagai pemanasan sebelum kita ditempatkan ke sekolah masing-masing. Pertamanya kaget dong mereka di sekolah itu tidak banyak yang mengerti bahasa melayu karna mereka memang lebih banyak menggunakan bahasa Thailand nah loh ckck. Fyi, kita disekolah ini hanya bermain dan bercengkrama dengan anak-anak, mereka semua cute cute hihihi


Lelah pastinya ya 24 jam didalam bas tidur bangun tidur lagi dan akhirnya kita sampai di resort tempat bermalam dan pembukaan keesokan harinya di tanggal 19 Juli. Oh iya kami menginap di Resort Ao Manao dipesisir Ao Manao Beach. Tak ada kata lelah kita mah, setelah bersih-bersih badan dilanjutkan dengan makan kemudian kita berkumpul di pantai buat perkenalan dan bertatap muka langsung dengan seluruh delegasi. Singkat cerita kemudian malam harinya kita bermain games bersama teman-teman dari Princess of Naradhiwas University.



(Taraaaa, mereka ini adalah teman sekamar waktu di Ao Manao Resort, ada Ulfa (berkacamata), Een Rose (sampingnya ulfa) dan Hafizah (belakang)

Jeng Jeng Jeng tanggal 19 Juli datang. Hari menegangkan bagi kami semua delegasi karna hari itu kami akan dibagi menjadi beberapa kelompok yang nantinya akan menjadi team dalam pengabdian disekolah. Setelah pembukaan acara selesai akhirnya nama kami disebutkan satu persatu dan taraaaaaa aku mendapatkan kelompok dengan anggota paling banyak dong wkwk ada 6 orang.


Aku akan memperkenalkan mereka yang ada dalam foto ini. Dari kiri ke kanan. Mulai dengan Laki-laki berkacamata itu adalah Mas Tri Hermawan (Founder L2C Indonesia), Ika Megi Lestari (dari Jambi), Masdah Herlina Putri (aku sendiri dari Banjarmasin ckck), Mida Wati (dari Batulicin tapi mengenyam pendidikan di Jogja), Maulya Ulfah (dari Aceh), Rosa Virdha Zahara (dari Bengkulu), Latifah Khairiyyah Fitri (dari Padang), Umi sacira (jilbab merah), Umi Nuriah (jilbab ungu) dan yang terakhir Babo Syafi'i. Mereka adalah keluarga baruku dan akan mengisi warna-warni hariku selama 20 hari kedepan di sekolah pengabdian Ban Tanyong School. Setelah pembagian kelompok selesai kami sepenuhnya diserahkan kepada pihak sekolah dan selanjutnya meneruskan perjalanan ke sekolah pengabdian masing-masing bersama pihak sekolah yang menjemput.

Perjalanan dari Ao Manao Resort Narathiwat ke Pattani ditempuh dengan 1,5 jam. Kami sampai di Pattani setelah murid-murid sudah selesai sekolah jadi kami hanya bertemu dengan beberapa Umi (sebutan untuk guru perempuan) dan Babo/Bapo (sebutan untuk guru laki-laki). Tidak jauh dari sekolah kami diberi pinjam tempat tinggal, bisa di bilang rumah ke sekolah itu 5 langkah karna sangat dekat ckck. Antusias warga sekitar melihat kedatangan kami luar biasyahhh, mereka tak henti silih berganti datang menyambut kami dari sore sampai malam. Ada yang membawakan makanan ringan sampai berat dan ada pula yang meminjamkan bantal, selimut, karpet dan keperluan rumah lainnya untuk kami di rumah itu. Berasa KKN lagi karna ya memang aku yang paling tinggi semesternya diantara yang lain (cailah). Oh iya di hari pertama kami sampai di Pattani kami langsung diajak ke pasar malam. Banyak sekali makanan ringan sampai berat yang dijual disini, ada beberapa yang mirip dengan makanan Indonesia. Bisa ku sebut sebagai surganya makanan. Yang pasti selama di sini setiap hari kami bisa menikmati Cha Yen atau Thai Tea dengan harga super duper murah dibandingkan membelinya di Indoneisa ckck



Singkat cerita kami diberi jadwal pengganti guru untuk masuk ke kelas mengajar anak-anak, satu kelas kami mengajar berdua (syukur alhamdulillah). Banyak hal unik yang aku dapati di sekolah ini. Setiap hari anak-anak pukul 8.20 pagi selalu melaksanakan upacara bendera dan menyanyikan lagu kebangsaan mereka setiap hari pula. Pertama masuk kelas itu merupakan saat-saat yang menegangkan karna aku bukanlah orang yang mudah akrab dan menggauli anak-anak. Perlu pendekatan memang terlebih mereka yang kurang paham kalau kami berbicara menggunakan Bahasa Indonesia. Nah, banyak nih yang tanya selama mengajar disana kami menggunakan bahasa apa. Jadiiiii, di Pattani itu mereka menggunakan bahasa Melayu Pattani. Melayu Pattani ini jauh beda dengan Melayu Malaysia, makanya perlu waktu untuk memahami setiap kosa katanya. Lalu timbul lah lagi pertanyaan "loh bukannya di Thailand ya, harusnya bahasa Thailand dong??". Nah jadi Bahasa Thailand atau sering disebutnya bahasa Siam itu disana sebagai bahasa Nasional, sama seperti kita bahasa Indonesia. Jadi di Provinsi Pattani itu bahasa daerahnya Melayu Pattani dan bahasa nasionalnya bahasa Thailand (Siam). Jelas kan ya ☺.




Ban Tanyong School ini sekolahnya hanya dari senin sampai jum'at saja sedangkan sabtu dan minggu cuti (libur). Satu minggu kami aktif mengajar selama 5 hari. Hal unik selanjutnya yang aku temui yaitu pramuka di hari rabu dan kebetulan sekali pada hari itu aku menggunakan pakaian dengan warna senada dengan pakaian yang digunakan umi dan bapo di sekolah. pada hari itu pula selepas zuhur anak-anak mendapatkan materi tentang ke pramukaan. Pada sesi ini anak-anak dibagi menjadi 2 kelompok yaitu kelompok anak kelas 1-3 dan kelompok anak 4-6. Kami diminta untuk membantu umi dan bapo di kelompok anak kelas 1-3 dengan bermain dan belajar yang ringan-ringan saja ckck




Sepertinya tidak banyak yang dapat aku ceritakan hari ini, bayangkan saja selama satu bulan banyak sekali kejadian-kejadian lucu, unik dan berbagai macam lainnya yang aku lewati yang harus aku ceritakan disini bair nanti kalau aku baca akan terkenang lagi suasana disana. Akan aku tulis lagi di postingan selanjutnya dengan tempo waktu sesingkat-singkatnya.

Bersambung . . .

5 comments:

  1. Wahhh kakak....
    Bagusbtulisannya...
    Flashback kita 😂

    ReplyDelete
    Replies
    1. semoga bermanfaat biar bisa terus dikenang ya ros ckck :D

      Delete
  2. Mantap putt, asik ya bisa pengabdian sampai ke Thailand. Petualang andalanqu memang haha, yey ditunggu put next ceritanya lagi 😁

    ReplyDelete