Diary Day 3

Dear Diary
Sabtu 22 Juni 2019
Good morning diary.. ya aku menulis ini disaat pagi hari. Saat matahari mulai menyemburkan sinarnya. Hooaammmm rasanya masih ingin berbaring diatas kasur nan empuk ini, tapi apa daya hari ini aku harus kembali ke laboratorium untuk pengamatan penelitian dihari ke 3. Cayo semangat 27 hari lagi ini penelitian ini akan berakhir (hehehe).

Pagi ini aku ditemani Ali. Salah satu partner penelitian yang satu topik dengan ku. Ali sudah selesai pengamatan di bulan Ramadan lalu jadi dia bisa punya banyak waktu untuk membantuku. Beruntunglah aku. Selalu didekatkan dan dikelilingi oleh orang-orang baik. Orang-orang sabar yang selalu siap sedia kalau diminta tolong. Ah nikmat teman yang tidak bisa aku dustakan.

Sebagai mahasiswa satu tingkat dibawah tingkat akhir, saat-saat penelitian gini berasa banget siapa yang peduli dan siapa yang acuh. Terlebih teman-teman yang satu angkatan sudah mulai berlulusan dan menggunakan toga. Udah beda sendiri cara berjuangnya. Tapi gak apa. Semua melalu jalur yang sama, hanya prosesnya saja yang berbeda. Aku memang termasuk mahasiswa yang terlambat untuk penelitian. Semua memang pilihanku. Aku tidak bisa menyalahkan siapapun. Kalau boleh menengok kebelakang, aku menghabiskan waktu satu tahun untuk menyusun proposal ususlan penelitian. Setahun itu gak berasa loh, eh tau-tau setahun aja. Kemaren juga aku pernah diganti dosen pembimbing. Belum lagi drama-drama lainnya yang aku lalui setiap konsultasi. Sampai akhirnya bulan maret 2019 lalu aku melaksanakan ujian komprehensif proposal usulan penelitian. Namanya juga menuju ujian ya banyak banget ujian yang berdatangan. Dari tanggal dan hari yang diubah dari jawdal awal. Sampai pada hari H juga waktu pelaksanaan maju mundur. Tapi akhirnya aku dapat melalu tahap ujian dengan lancar. Barakallah. Selanjutnya drama per drama masih berlanjut. Dari bulan maret selesai ujian dengan target penelitian bulan april akhirnya molor sampai bulan juni. Makanya untuk sekarang ini aku masih merasa amazing sama diriku sendiri karna sudah dapat berjuang sampai ditahap ini.

Tahap per tahap yang gak mudah dilalui. Tapi aku bisa melewatinya. Ah diriku, terima kasih banyak atas segala bala bantuan yang sudah kau beri. Dengan selalu sehat dan mendukungku, itu sudah lebih dari cukup. Rela ku forsir untuk bekerja lebih keras dan berpikir lebih dari biasanya. Maafkan aku yang tekadang suka melukai mu dengan melakukan hal-hal yang membuat mu merasakan sakit.


Love, Putri

0 comments:

Post a Comment