Dear Diary
Rabu, 26 Juni 2019
Seiring berjalannya
waktu aku kok ngerasa circle pertemananku semakin sempit. Bahkan merasa tidak
punya teman dan tempat berbagi. Akhir-akhir ini lebih sering membagi cerita
bersama mama. Mengeluh juga sama mama. Gak enak sebenarnya menceritakan keluh
kesah pada orang tua. Takut mereka kepikiran.
Semasa aktif kuliah aku
rasa aku punya banyak teman. Bahkan punya sebuah geng. Ada 6 orang didalam geng
itu. Kalau kuliah duduknya selalu berjejer berenam. Kalau makan di kantin
selalu satu meja berenam. Pergi hangout juga kadang-kadang berenam. Tapi
semakin kesini semakin jarang ketemu. Semakin jarang kumpul. Bahkan untuk
bersua digrup whatsapp saja sekarang sudah tidak lagi. Kita punya grup
whatsapp, dan grup itu sepi banget kek kuburan. Cuma ada satu dua orang saja
sekarang ini yang sering bertemu. Itupun terkadang memang karna ada urusan.
Diantara kami berenam ada satu teman yang memang sudah lulus kuliah. Yap.
Expert doi mah bisa selesai cepat diantara kami berenam. Lalu sisanya masih
berjuang buat menyabet gelar dan memakai toga.
Tapi perasaan ini gak
cuma aku yang rasain. Ada juga beberapa teman yang memang merasakan apa yang
aku rasakan. Semakin hari teman-teman rasanya semakin menjauh. Sibuk dengan
urusan masing-masing. Sibuk dengan keperluan masing-masing. Bahkan ada yang
sibuk dengan dunianya masing-masing. Bagiku pertemanan itu gak Cuma sekedar di
dunia maya saja. Bersua lewat chatting saja tidak cukup. Kita perlu hangout
bareng. Ngobrol dari mata ke mata. Hati ke hati. Cailah. Layaknya aku dan
diary, aku selalu mencurahkan apa isi dikepala dan dihati. Ya walaupun
bentuknya visual seperti ini tapi dia nyata adanya. Hadir menemani hari-hari
ku. Membantuku memunculkan habit meulis ku. Ya walaupun terkadang yang aku
tulis tidaklah penting.
Ah sudahlah, ku akhiri
dulu tulisan hari ini. Aku harus pengamatan penelitian lagi. See you diary
Love, Putri
0 comments:
Post a Comment